Minggu, 12 Februari 2012

LDR (cerpen)

Jenny, seorang cewek SMA yang berambut panjang dan berhidung mancung itu kerap disapa Jen oleh teman-teman sebayanya. Jen masuk sekolah SMA dengan tujuan mencari ilmu dan mencari pengganti Jono, pacar terakhirnya. Gemericik air hujan membasahi sepatunya yang sebelumnya telah dilap bersih untuk pergi kesekolah, namun lumpur basah yang sebelumnya telah menyelimuti sepatu Jen membuatnya terlambat pergi kesekolah. Alhasil, terlambat lagi.
            Dengan penuh percaya diri, aku memasuki ruangan kelas setelah sebelumnya aku telah menandatangani surat perjanjian dengan sekolah bahwa aku telah terlambat melebihi 10 kali. Ketika aku memasuki ruangan kelas dengan wajah yang murung. aku duduk dibangku yang sebelumnya tidak ada yang menempati. Ketika bu guru sedang menarang kan, datang sesosok pria yang mengaku anak baru dan pindahan dari luar kota. Pria itu pun langsungmengambil langkah seribu untuk menuju tempat duduk disampingku yang kebetulan kosong. Ternyata pria itu adalah pria yang cepat akrab dengan siapapun, pria itu bernama Celvin. Celvin bercerita kepadaku mengenai alasannya pindah sekolah ke sekolah ini, selain itu pula ia bercerita menganai rumah yang ia tempatkan sekarang, yang kebetulan jaraknya tidak begitu jauh dari rumahku. Disekolah, Celvin sangat dekat denganku sehingga terdengar gossip beredar bahwa aku memiliki sebuah hubungan spesial dengan dia.
            Hari demi hari ku lalui, nampaknya senyuman Celvin yang mengisi di setiap hariku membuatku bersemangat untuk pergi kesekolah, surat keterangan terlambat kini sudah menjadi musuh bebuyutanku yang telah ku lalap habis setiap hari. Begitu pula dengan Celvin, senyuman yang terpancarkan menandakan bahwa ia senang bersahabat denganku. Suatu ketika Celvin sedang menungguku untuk pergi ke perpustakaan bersama, namun karena ulahku yang tidak tepat waktu, ia pergi bersama dengan Siska untuk membaca buku bersama. Aku sangat menyesal sekali pada waktu itu, dan aku kesal bahwa Celvin telah menamukan sahabat barunya.
            Pada keesokan harinya, aku tetap bersemangat untuk pergi kesekolah, sungguh tak sabar rasanya untuk bertemu dengan Celvin, nampaknya aku telah bisa melupakan kejadian yang kemarin, dan aku tidak akan pernah mengulangi satu kesalahan yang sama. Namun, perasaan berubah menjadi kelabu dan pada saat aku melihat ke jendela ruangan kelasku yang becek karena terkena cipratan air hujan, aku melihat Celvin menggandeng tangan seorang gadis yang pergi bersamanya kemarin, tentu saja Siska. Dengan cepat aku duduk dan berusaha untuk menutupi perasaan kesalku pada Celvin. Ketika Celvin memasuki ruangan kelasku tentu saja dengan tangan yang masih bergandengan dengan Siska, ia menyapaku dengan riang, “hai Jenny” lalu kubalas dengan senyuman. Kini aku sadar, rasanya aku tengah menyimpan rasa kepada Celvin, begitu cemburunya aku ketika aku melihat Celvin bersama dengan Siska. Tapi demi kabahagiaan Celvin, kan ku relakan apa pun yang aku miliki, termasuk aku akan mengorbankan perasaanku dan aku bisa terima jika mereka benar-benar memiliki hubungan special.
            Setelah beberapa hari setelah itu, entah mengapa aku jarang melihat Celvin dengan Siska lagi. Perasaanku mulai bisa tenang dan aku mulai bisa bercerita lagi dengan Celvin, yang membuat perasaanku berbeda hari ini adalah pagi tadi Celvin mengajakku untuk makan malam bersama, namun ketika aku mananyakan sesuatu tentang hubungannya dengan Siska, ia tidak mau membuka mulut dan ia berkata bahwa ia menyesal telah menyia-nyiakanku demi seorang gadis bernama Siska kemarin.
            Tepat pukul 19.00 WIB kami berada dalam suasana hening disebuah restoran klasik ditengah kota, ditemani dengan 2 buah lilin yang menambah suasana hening. Perasaanku tak karuan ketika aku sedang dihadapkan dengan wajahnya yang tersenyum. Sudah ku duga Celvin menyatakan cintanya disini, pada malam ini. Dan kami resmi berpacaran pada malam ini, perasaanku sangat senang sekali ketika mengingat-ingat ia mengucapkan kata-kata cinta itu. Sungguh membuat hatiku melayang. Akhirnya aku merasakan apa yang telah Siska rasakan kemarin, aku merasa senang sekali bisa menjadi sosok wanita yang selalu ada untuk Celvin, Celvin adalah seseorang yang sangat romantis dan perhatian kepada pasangannya. Berat rasanya untuk meninggalkan tempat indah di malam yang syahdu ini.
            Setelah satu tahun aku menjalin sebuah hubungan dengan Celvin, dan kini kami telah lulus SMA, aku mendapat pekerjaan disini dan Celvin melanjutkan studinya ke luar negeri karena perintah ayahnya yang tidak bisa dielak, dengan terpaksa kami harus menjalin hubungan dengan LDR (Long Distance Relationship) yakni hubungan jarak jauh, dimana kuncinya hanya satu yaitu kesetiaan. Kami percaya diantara kami telah terjangkit virus cinta sehingga mustahil rasanya jika satu sama lain tidak saling percaya. Setiap hari aku berbicara dengan dia melalui telepon genggam yang tentunya dengan tarif yang tidak murah.
            Kabar baik pun datang, Celvin yang berencana tiga hari yang akan datang akan pulang ke Indonesia dan akan menemui aku, aku sangat rindu padanya rindu sekali dan tak sabar untuk bertemu dengannya. Celvin mengirimi pesan kepadaku ..
“jenny, aku akan memberimu sebuah kejutan, tunggu aku di bandara pada pukul 3 sore, jika kau tak datang maka kau akan menyesal seumur hidupmu, salam sayang Celvin”
            Hatiku semakin berbunga ketika membaca kata “salam sayang” dari Celvin dan sangat tidak sabar untuk menemuinya nanti.
            Tepat pukul 14.30 aku duduk dibandara ini sendiri, menanti-nanti seseorang yang telah kurindukan, sungguh aku sangat tidak sabar untuk bertemu dengannya. Waktu menunjukkan pukul 15.00 tetapi tak ada seseorang yang menghampiriku, aku mulai kecewa dengan Celvin. Disampingku, duduk seorang wanita cantik yang mengenakan dress berwarna merah dengan tubuh yang seksi itu menyapaku “hai gadis cantik.. sedang apa kau disini”. Lalu aku menjawab dengan nada halus “aku sedang menunggu seseorang” tiba-tiba ia menatapku dengan tatapan yang misterius, dan aku sangat kenal wajahnya, wajah yang sangat tidak asing bagiku, dan wanita itu memelukku sambil berbisik “KEJUTAN!!”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar